KERJAIN PR..  

Posted by: rhialiah in

Setelah nunggak beberapa hari, bahkan mencapai hitungan minggu, akhirnya saya akan berusaha menyelesaikan PR dari seorang sahabat asmaralife.. Tapi, sebelumnya saya mau mengucapkan makasih yang sebesar-besarnya kepada seorang IRWAN MAING dalam hal ini adalah salah satu dosen yang mengarahkan saya untuk menapaki sesuatu yang lebih berharga dan pastinya beliau tidak segan membagi ilmu yang dimilikinya serta memberikan perassan yang lebih berharga dari sekedar Mahasiswa dan Dosen, pak Irwan telah memberikan persahabatan yang sangat berharga, baik dari dirinya sendiri maupun dengan orang-orang yang saat ini mulai saya kenal melalui Bog..

Tugasnya seperti ini :
1. Setiap Blogger wajib memuat peraturan ini
2. Setiap Blogger memulai dengan 10 fakta/kebiasan tentang dirinya
3. Blogger-blogger yang dibubuhi tanda perlu untuk menulis tentang diri mereka di blognya sendiri mengenai sepuluh fakta/kebiasaan mereka dan memuat peraturan ini. Pada akhir blog, kamu perlu memilih sepuluh orang untuk dibubuhi tanda dan daftar nama mereka
4. Jangan lupa meninggalkan komentar untuk mereka yg ditandai dan undang mereka untuk membaca blog kamu.


Nah, saya akan mulai menjawab tantangannya..
1. Nama lengkap saya Hijriah Aliah, biasanya orang-orang terdekat saya panggilnya Rhia, saya anak ke 5 dari 6 bersaudara, sejak lahir sampe sekarang saya masih betah tinggal di Makassar.

2. Kalo ngomong tentang cita-cita, sebenarnya dari saya mulai ngerti maksudnya apa itu cita-cita hati kecilku sih maunya menjadi seorang Dokter spesialis penyakit dalam, tapi sejak Bapak ke surga saya mulai berfikir yang penting my single Mom bahagia itu berarti cita-cita terbesar dalam hidup saya adalah untuk melihat hal tersebut.

3. Dan ternyata hal itu sangat sulit.. Bagi kita kebahagiaan orang tua adalah kebanggaan seorang anak, tapi kesuksesan seorang anak adalah kebanggaan orang tua dan hal inilah yang belum mampu saya wujudkan. Karena setelah lulus SMU pun saya belum mempunyai arahan hidup.

4. Setelah 2 tahun gak ngapa-ngapain akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di salah satu Akademik di Makassar tepatnya di AMIK Profesional Dipanegara, dan dari sinilah akhirnya saya memikirkan untuk merencanakan masa depan yang sesuai dengan kemampuan dan bidang yang memang seharusnya saya geluti. Ya..kalo bisa sih saya menjadi salah satu karyawan Bank terkenal atau perusahaan swasta yang memang bisa membantu saya dalam hal pengembangan kemampuan akademik yang telah saya dapatkan.

5. Saya termasuk orang yang simple, termasuk dalam berteman, tapi tergantung orang-orang yang ada di sekitarku

6. Rada sensitive,yap.. terlebih sama orang yang saya sayang,terutama pacar..

7. Ngomong masalah pacar, saat ini saya sedang kasmaran sama seorang cowok yang sejak 3 tahun yang lalu mengisi hati, kepala, mimpi, bahkan kantong,eit gak deh, saya bukan termasuk cewe matre koq.. ya..sekalipun kita menjalani hubungan jarak jauh, bukan berarti itu menjadi halangan buat kita berdua..

8. Soal selera, saya termasuk cewe yang gak pemilih, yang jelas cowo yang ada dalam hidup saya sekarang merupakan Super Hero buat saya, bahkan Spiderman ataupun Superman kalah sama dia, karena dia bisa menjadi segala-galanya untuk saya… I JUST WANNA SAY “ I REALLY LOVE HIM “..

9. Karena shio saya macan jadi mungkin karena pengaruh ini terkadang saya dinilai rada galak sama ponakan sendiri..

10. Setelah lulus kuliah saya berharap keinginan untuk membahagiakan my single mom bisa terwujud, AMIIIN..

Alhamdulillah..
Akhirnya selesai juga PR dari seorang Asmar, dan waktunya saya memberikan PR juga ke 10 blog dibawah ini...
1.http://dadank22.blogspot.com
2.http://tarfiqlou85.blogspot.com
3.http://gununglokon.blogspot.com
4.http://shakide.blogspot.com
5.http://imha1088.blogspot.com
6.http://mlhyanha61.blogspot.com
7.http://mhi4cut33.blogspot.com
8.http://eriquee06.blogspot.com
9.http://a12hulk.blogspot.com
10.http://awhyjie.blogspot.com

Selamat mengerjakan sahabat-sahabatku..
I Love U All…


Lanjutkan......

Menyatukan Teknologi dan Lingkungan  

Posted by: rhialiah in

Sepanjang teknologi lingkungan tak dikuasai dengan baik, masalah lingkungan akan tetap terpinggirkan. Tanpa penguasaan dan penerapan teknologi, masalah lingkungan akan tetap menjadi faktor beban biaya yang tak kecil.

Sekitar 26 tahun yang lalu, EF Schumacher menerbitkan sebuah booklet berjudul ''The Age of Plenty, A Christian View'' (The Saint Andrew Press, Edinburgh: 1974). Buku kecil ini memuat kritik Schumacher terhadap kemakmuran eksploitasi, bukan saja terhadap manusia, tetapi terlebih lagi terhadap alam. Sebagaimana pandangan para pemikir lain yang selalu kritis terhadap kemajuan iptek, Schumacher mengemukakan, teknologi dan industri harus ''mengabdi'' kepada kelangsungan kehidupan manusia dan alam.
Memanglah, hingga kini, kemampuan teknologi dalam memecahkan masalah produksi mencatat tahap ''keajaiban''. Percakapan di seputar kloning yang beberapa waktu lalu ramai bergulir di media massa, adalah contoh nyata ''keajaiban'' itu. Namun patut digarisbawahi, tak mudah pula menutup-nutupi kengerian yang mengiringinya: ia menjadikan manusia sekadar benda yang boleh diutak-atik dan dikontrol, dan juga ''kejam'' terhadap alam karena, antara lain, memanfaatkan ratusan atau bahkan mungkin ribuan binatang sebagai kelinci percobaan.

Dalam hal perubahan masyarakat dan perkembangan teknologi kelihatannya terdapat hal yang kontradiktif. Awalnya teknologi diciptakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, mempermudah segala aktivitas yang dilakukan oleh umat manusia dan memelihara kondisi lingkungan sekitar agar tetap dapat memberikan sumber daya yang memadai bagi kelangsungan hidup umat manusia. Namun, dalam perkembangan teknologi justru menjadi pemicu pertama penurunan kualitas lingkungan dengan sangat drastis. Penggunaan bahan bakar fosil untuk menjalankan industrialisasi sejak masa awal revolusi industri, memicu penggunaannya secara besar-besaran hingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan penipisan sumber daya alam bagi generasi berikut. Kalau sebelum muncul masyarakat industri, hampir 80 persen benda yang digunakan manusia berasal dari hewan dan 20 persen dari mineral, industrialisasi mengubah kecenderungan itu. Ia mulai terpusat pada cadangan bumi berupa energi dan material tak terbarui, seperti bahan baku fosil dan mineral. Di sinilah kapitalisme industrial mengeruk seluruh bahan baku tanpa mempedulikan akibat pada lingkungan, sehingga pada abad ke-19, Inggris telah menjadi ''bengkel dunia''. Tidak selesai sampai di situ, asap dan buangan pabrik meracuni udara, air, dan tanah. Dan bahan-bahan kimia yang dibuang ke lingkungan berdampak berat bagi pekerja dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Akibat lain revolusi industri menghabisi kekayaan alam dengan laju yang mengerikan, menghancurkan hubungan dengan tanah, dan menyingkirkan petani ke belakang. Sementara itu, populasi membengkak, teknologi menguasai lingkungan, dan kekayaan material meningkat. Imbalannya?Kerusakan alam yang terus memburuk kondisinya.
Begitulah, pada masanya seakan-akan laju perkembangan teknologi tak pernah bisa berjalan beriringan dengan keperdulian pada lingkungan hidup.
Namun, seiring dengan makin menguatnya keperdulian global pada masa depan bumi, telah membawa pergeseran paradigma dalam hubungan teknologi dan lingkungan hidup. Awalnya adalah seorang biolog Amerika, Barry Commoner yang di tahun 1962 mengingatkan resiko makin meningkatnya polusi. Menurut Barry, mata rantai ekologi terputus akibat industri dan digantikannya produk alami dengan bahan sintetis. Sejak itu pula (1962-1970-an), banyak kalangan termasuk industriawan berusaha ramah dengan lingkungan. Kemudian muncul kebutuhan untuk mengembangkan teknologi yang dapat menjaga tingkat keberlanjutan lingkungan beserta dengan segala sumber daya yang dimilikinya. Teknologi tidak lagi melulu dilihat sebagai alat eksploitasi, tetapi lebih sebagai alat pemeliharaan lingkungan beserta dengan sumber dayanya agar kehidupan umat manusia dan lingkungan alam dapat berkelanjutan. Dengan kata lain, perlindungan lingkungan seraya meningkatkan kualitas hidup dan memelihara kemampuan bersaing, memerlukan perubahan teknologi. Pada umumnya teknologi baru ini lebih efisien. Artinya, teknologi ini memerlukan lebih sedikit input, termasuk energi, per satuan output, serta kurang mencemari dibandingkan teknologi lama yang digantikannya. Singkatnya, telah tumbuh perubahan orientasi pembangunan dengan teknologi baru berwawasan lingkungan. Dalam pembangunan berwawasan lingkungan, muncul semboyan: produce more with less resources, with less energy and with less waste. Salah satunya tampat lewat didirikannya Pusat Teknologi Lingkungan Hidup Asia-Eropa. Pusat ini menyatukan pemakai dan pemasok dalam bidang riset dan teknologi lingkungan hidup. Pusat ini akan bekerja dalam masalah-masalah lingkungan hidup terpenting yang kita hadapi, misalnya masalah kota besar dan teknik untuk membersihkan polusi.
Perkembangan ini mengikis pendekatan tradisional dalam memandang hubungan industri dengan teknologi. Pendekatan tradisional melihat bahwa industri mengakibatkan masalah lingkungan dan mencoba mencari jalan keluar yang bertanggung jawab untuk meminimalkan kerusakan yang dapat diakibatkan. Sebaliknya, pendekatan yang didasarkan pada teknologi yang bersih seharusnya mencari cara proses produksi yang dapat meniadakan atau mengurangi masalah yang mungkin terjadi sejak awal, sebelum permasalahan yang berkaitan dengan masalah lingkungan muncul. Misalnya, lewat pendekatan minimalisasi limbah dan ''dematerialisasi'', dengan kata lain telah terjadi pergeseran dari pengendali polusi ke pencegahan polusi. Pengendali polusi berarti membersihkan limbah setelah limbah tersebut terbentuk sebagai sisa proses produksi. Sedang pencegahan polusi memfokuskan diri pada peminimalan atau penghindaran dari limbah sebelum limbah tersebut tercipta. Peningkatan teknologi membuat ekosistem secara alami menjadi lingkungan hidup buatan (manmade environment). Teknologi akan merombak lingkungan dengan limbah. Jasad renik tidak mampu lagi mendekomposisi limbah dalam ekosistem. Limbah diemisi dari sistem daur ulang dan terjadilah tragedi polusi udara, tanah, air dan seluruh ekosistem. Ekosistem alami akan menyerapnya kembali, namun manmade environment tidak mampu. Namun, dalam dekade terakhir ini, bioteknologi berhasil menemukan dekomposer yang lebih cepat, sehingga teknologi inilah yang perlu kita kembangkan lebih lanjut, agar keseimbangan ekosistem terkoreksi dan kualitas hidup manusia tertolong.
Keharusan meningkatkan penguasaan teknologi lingkungan itu tak terbatas pada teknologi pengolahan limbah dan penerapan proses daur ulang. Tapi juga mencakup penguasaan teknologi rekayasa, dari proses produksi hingga teknologi pabrikasi suatu industri yang diandalkan. Bagi kita di Indonesia, ini jelas sangat penting karena selama ini hampir seluruh industri di sini adalah hasil turn key, khususnya pada jenis industri kimia. Salah satu bukti penguasaan dan penerapan teknologi lingkungan yang dapat mengubah faktor cost menjadi benefit tak harus selalu berupa rekayasa teknologi canggih. Beberapa dapat berupa teknologi tepat guna. Namun jelas membuktikan penguasaan teknologi lingkungan dapat mengubah pengertian yang selama ini berkembang, yakni faktor kepentingan lingkungan identik dengan tambahan biaya.
Sayangnya, untuk kasus Indonesia, kebutuhan untuk mengubah sistem teknologi sangat lambat dipahami oleh industriawan kita. Pemahaman tentang pentingnya mempertahankan kualitas lingkungan yang baik, terasa kurang dipahami oleh kaum industrialis kita. Mereka kebanyakan tetap lebih suka being trader. Sebagai pedagangan mereka umumnya tidak mau mengembangkan teknologi berwawasan lingkungan. Karena tanpa melakukan itu pun, mereka merasa tetap mendapat untung, walau harus dengan jalan merusak lingkungan. Namun kemudian, akibat perubahan permintaan pasar yang lebih tanggap terhadap lingkungan, perkembangan teknologi yang memungkinkan terciptanya teknologi yang lebih tanggap lingkungan dan semakin berkurangnya input bahan baku (sumber daya) yang memadai untuk melakukan sistem produksi dengan cara lama yang boros (tidak tanggap lingkungan). Dengan teknologi yang dimiliki, suatu institusi dalam tingkatan apa pun bisa mencari atau menciptakan produk yang lebih baik dalam arti lebih tanggap terhadap lingkungan. Memperpendek jalur distribusi juga dapat meningkatkan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan serta meningkatkan kualitas, pesan dan tampilan produk, yang amat berguna bagi aspek pemasaran produk atau perusahaan.
Menurut hukum ekonomi, penguasaan teknologi lingkungan yang harus menjadi bagian terintegrasi dalam menjalankan kebijakan pelestarian lingkungan tersebut, benar-benar dapat dibuktikan secara ilmiah. Coba saja amati, dengan penerapan teknologi maka faktor kualitas dan harga pasti akan meningkat. Ini berarti akan tetap bisa mempertahankan nilai keuntungan walaupun suatu kegiatan industri itu harus dibebani pula dengan biaya pengolahan limbahnya. Dengan penerapan teknologi lingkungan, akan didapat pula peningkatan kualitas produksi. Karenanya, penerapan kebijakan mengintegrasikan penerapan teknologi lingkungan akan menjamin pula meningkatkan kemampuan pebisnis Indonesia dalam menerobos pasar ekspor. Misalnya, dengan menerapkan teknologi pada sektor industri kehutanan akan dicapai standarisasi kualitas berdasar ecolabelling dan ISO 14001 yang dapat menjamin sukses menerobos pasar dunia.

Andreas Ambar Purwanto


Lanjutkan......

Menghapus Trauma dengan Menulis  

Posted by: rhialiah in

Apakah Anda memiliki kebiasaan menulis buku harian? Jika ya, teruskanlah! Menulis, khususnya hal-hal yang menakutkan atau membuat trauma, ternyata berdampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini dikemukakan oleh James Pennebaker Ph.D., seorang profesor psikologi dari Universitas Texas.

Pengalaman John Mulligan

Sebagai seoran veteran perang Vietnam, Mulligan kenyang dengan pengalaman pahit. Enam tahun lalu ia seperti orang yang hilang akal, hanya berkeliaran tanpa tujuan di San Fransisco. Bahkan teman-temannya sesama veteran Vietnam melampiaskan dendam secara serabutan. Hewan ditembaki hanya sebagai kesenangan

Untungnya Mulligan tertarik mengikuti pelatihan menulis bagi veteran yang dipimpin oleh penulis terkenal: Maxine Hong Kingston. Di awal pelatihan Mulligan menulis pengalamannya yang mengerikan selama perang. Selanjutnya ia semakin yakin bahwa pengungkapan rasa takut dan cemas melalui kata-kata dapat menjernihkan pikiran dan meningkatkan semangatnya. Mulligan meninggalkan pelatihan dengan rasa senang, tanpa ketakutan yang senantiasa menghantuinya. Kini ia adalah seorang novelis yang bersemangat.

Dampak Menulis terhadap Kesehatan Fisik

James Pennebaker, Ph. D., telah melakukan belasan penelitian yang melibatkan berbagai kalangan: pelajar, ibu rumah tangga, mahasiswa bahkan narapidana. Umumnya mereka merasa lebih bahagia dan sehat setelah menuliskan kenangan pahit yang menyebatkan trauma mendalam.

Menulis tidak saja berdampak pada kondisi emosional. Dari penelitian Pennebaker di tahun 1988 yang berjudul Journal of Consulting and Clinical Psychology ditemukan bahwa sel T-lymphocite, yakni sel yang mengindikasikan bekerjanya sistem kekebalan tubuh, meningkat jumlahnya enam minggu setelah para mahasiswa melampiaskan stresnya melalui tulisan. Penelitian lainnya juga membuktikan banyak pasien semakin jarang berkunjung ke dokter dan skor tes psikologinya meningkat setelah mengikuti terapi menulis.

Bahkan Joshua Smyth, Asisten Profesor dari North Dakota State University, memberikan pernyataan yang lebih spesifik: menulis pengalaman buruk atau stres menghilangkan gejala asma dan rematik (rheumatoid arthritis). Ia melakukan penelitian terhadap 70 orang penderita asma dan rematik. Ke-70 pasien ini dibagi dalam dua kelompok. Yang pertama diharuskan menulis pengalaman pahit atau menyedihkan selama 20 menit dalam tiga hari berturut-turut. Kelompok lainnya (37 orang) menuliskan rencana kegiatan sehari-hari.

Setelah empat bulan ditemukan fakta menarik. Empat puluh tujuh persen pasien yang menulis pengalaman buruk mengalami perkembangan yang signifikan. Pasien rematik berkurang rasa sakitnya dan kapasitas paru-paru pasien asma meningkat. Sementara hanya 24% pasien dari kelompok kedua mengalami kemajuan. Hasil penelitian ini dipublikasikan 14 April 1999 dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology.

Meskipun demikian para ilmuan belum dapat memastikan dampak menulis terhadap kondisi kesehatan. Jawabannya, menurut Pennebaker, mungkin terletak pada hubungan yang masih misterius antara stres dan penyakit. Tapi dari berbagai penelitian dapat dibuktikan bahwa stres berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan, memberi peluang timbulnya penyakit jantung dan memperlemah arthritis, asma dan berbagai penyakit lainnya.
Terapi menulis mungkin saja memberikan pengaruh serupa terhadap penderita penyakit lainnya. Pennebaker dan koleganya kini sedang menerapkan menulis sebagai terapi bagi pasien infertil dan rencananya juga akan diterapkan pada penderita kanker payudara. Mereka juga masih ingin melakukan penelitian serupa terhadap para veteran dan korban pelecehan seksual.

Menulis pengalaman pahit sebagai terapi memang tidak harus memperhatikan kaidah bahasa. Tapi tetap saja tidak mudah. Bagi pelaku, hal itu bagaikan mengorek luka lama. Mulligan sendiri harus berkali-kali menenangkan diri sebelum akhirnya mampu menyelesaikan tulisannya. Tapi penulis novel Shopping Cart Soldier ini berpendapat bahwa inilah kesempatan untuk menghadapi 'setan' yang menghantui hidupnya. Dan 'setan' atau musuh ini tampaknya lebih jinak di atas kertas ketimbang dalam pikiran.


Lanjutkan......

PEMERINTAH DAN KORUPSI  

Posted by: rhialiah in

Sebelum , saya bercerita banyak tentang hal ini kita semua sebaiknya harus memahami dulu apa itu “ KORUPSI “ ?

Ada beberapa hal yang saya fahami mengenai definisi dari “ KORUPSI “ :

Menurut asal kata
Korupsi berasal dari bahas Latin yaitu corruption . Kata ini sendiri punya kata kerja corrumpere yang artinya busuk , rusak , menggoyahkan , memutarbalik , atau menyogok .

Menurut Transparency International
Korupsi adalah perilaku pejabat public , mau politikus atau pegawai negeri yang secara nggak wajar dan gak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya , dengan cara menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada mereka .

Menurut Hukum di Indonesia
Penjelasannya secara tuntas ada dalam tiga belas pasal UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001 . Menurut UU itu ada tiga puluh jenis tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak korupsi .

Seperti yang kita ketahui , saat ini di Negara kita banyak sekali selaku orang yang bekerja dalam pemerintahan , malah melakukan “ KORUPSI “ besar – besaran , tanpa memikirkan warga Negara ini . Padahal , seandainya mereka sadar bahwa mereka sama sekali gak pantas melakukan hal itu karena sama aja mereka memakan daging saudaranya sendiri , tapi apa boleh buat nasi udah jadi bubur , kenyataannya adalah bahwa orang penting yang ada di Negara ini justru mereka sendiri yang menjadi potensi besar untuk menghancurkan Negara kita .


Lihat aja , bahwa para pejabat yang ada di pemerintahan banyak sekali yang ketahuan melakukan hal keji ini . Mengapa ya , mereka gak berusaha menunjukkan sesuatu yang berharga bagi rakyat yang mereka pimpin ? Kenyataan pahitnya lagi, karena Negara kita dikenal dengan rating Negara yang memiliki garis kemiskinan yang cukup tinggi . Apa itu gak cukup membuat hati nurani mereka tergerak ? Bukannya membuat Negara maju , malah membuat Negara makin terpuruk dan hancur . Benar – benar hal yang sangat memalukan dalam sejarah negara ini .

Tapi , mereka faham gak sih masalah apa aja yang bisa ditimbulkan dari perbuatan mereka , dalam hal ini adalah korupsi yang mereka lakukan ?
Hal ini bisa menyebabkan beberapa hal yang sangat negative bagi Negara kita , yaitu :

Penegakan hukum dan layanan masyarakat jadi amburadul , misalnya pada lalu lintas kayaknya bisa jadi contoh yang pas . Dari ngurus SIM sampai sidang kasus tilang , gak ada lagi yang berjalan sebagaimana mestinya . Ujung – ujungnya , duit dan kekuasaan lah yang bicara . Kalau gak punya dua hal makhluk itu , jangan harap bisa dapat layanan masyarakat yang oke atau keadilan di mata hukum.


Prestasi jadi gak berarti , seharusnya orang bisa menduduki jabatan tertentu karena dia emang berprestasi dan komputen . Tapi , kenyataan bicara lain , bahwa siapa aja bisa menduduki posisi apa aja , syaratnya ? Ya itu tadi , punya uang atau kekuasaan . Hasilnya ? Banyak banget posisi penting yang diduduki oleh orang yang gak becus . Kita – kita lagi deh yang kena getahnya .


Ekonomi jadi hancur . Ada dua kata kuncinya , nggak efisien . Mau bikin pabrik , musti nyogok sana sini . Mau buka usaha dengan modal kecil , kalah sama perusahaan – perusahaan yang bermodal gede yang deket ama pemegang kekuasaan . Nggak heran orang asing mulai males investasi di Indonesia . Buntut – buntutnya , kita – kita juga yang sengsara . Nyari kerja jadi susah , bertahan hidup apa lagi ?

Itu tadi adalah beberapa contoh kecil akibat dari perbuatan korupsi oleh orang – orang yang gak bertanggung jawab .

Eit , tunggu dulu jangan kira kita – kita mandang bahwa korupsi itu hanya dilakukan oleh orang – orang yang ada di pemerintahan karena dalam kehidupan sehari – hari tanpa sadar kita juga telah melakukan korupsi lho dan ada beberapa contoh lagi yang akan saya terangkan mengenai apa aja sih hal – hal korupsi yang telah kita lakukan ?

Nyalahgunain uang orang lain , malsuin Bukti , ngebiarin orang lain malsuin bukti , palak – memalak , bahkan nyontek sampai bolos sekolah itu termasuk korupsi lho , makanya kita – kita harus lebih hati – hati dalam memahami hal ini .


Tapi , ada banyak juga kok yang peduli tentang nasib Negara kita contohnya adalah orang – orang yang bekerja dalam “ KPK “ mereka benar – benar menunjukkan kepedulian mereka dengan berani membongkar kejahatan – kejahatan para “ KORUPTOR “ yang tanpa rasa malu tetap berkeliaran dengan bebas . Buktinya sudah banyak para pelaku korupsi yang tertangkap tangan oleh “ KPK “ .



Lanjutkan......

Logika Bengkok  

Posted by: rhialiah in

Media Indonesia - Komunikasi Bisnis
SEORANG kawan bernama Andrias Harefa dalam berbagai forum sangat suka menyitir pendapat Larry Ellison. Larry, bos Oracle, pada bulan September 2000 diundang oleh Yale University untuk memberi sambutan wisuda sarjana. Kata Larry, seperti disitir Harefa ``Saya berbicara di forum ini bukan untuk Bapak-Ibu yang duduk di sebelah kanan saya. Atau kepada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di depan saya. Saya berbicara untuk mahasiswa yang berdiri di ujung sana.`` Bapak-Ibu yang dimaksud Larry adalah para guru besar Universitas Yale. Sedang mahasiswa yang tepat di depannya adalah mahasiswa yang hendak diwisuda. Sedangkan kerumunan mahasiswa yang berdiri di ruang belakang merupakan mahasiswa yang masih kuliah.
``Universitas adalah lembaga yang membunuh kreativitas secara sistematik. Kalau Anda ingin sukses, cepat tinggalkan bangku kuliah. Belajarlah sendiri. Lahaplah buku-buku. Otak-atiklah ilmu pengetahuan. Jangan kuliah!`` kata Larry Ellison mantap. ``Dan Anda yang mau diwisuda, gaji Anda besok tidak lebih dari US$200.000. Lebih dari itu, yang menggaji Anda adalah orang-orang yang drop out kuliah.``

``Saya tidak sedang membual. Tapi lihatlah fakta. Siapa orang yang paling kaya sedunia? Bill Gates. Dia drop out kuliah. Yang terkaya nomor dua? Saya, Larry Ellison. Saya juga tidak lulus kuliah. Terkaya ketiga? Paul Allen, manusia yang tidak jelas kuliahnya. Terkaya keempat? Michael Dell. Apakah Dell lulus kuliah? Tidak. Jadi kalau ingin sukses, jangan kuliah!`` Gemparlah Universitas Yale dan jagat pendidikan tinggi seluruh dunia lantaran ucapan Larry.
Bill Gates, Larry Ellison, Paul Allen, Michael Dell memang manusia-manusia fenomenal. Dalam usia yang belum genap 40, mereka sudah menjadi orang-orang terkaya dunia. Kekayaan Bill Gates ditaksir sebesasr US$53 miliar, Larry Ellison US$52,1 miliar, sedangkan Paul Allen dan Michael Dell tak jauh dari US$50 miliar. Mereka manusia yang tak lulus kuliah. Namun perusahaan milik mereka banyak mempekerjakan manusia-manusia terbaik lulusan universitas terbaik. Apakah sukses bisnis harus dilalui dengan jalan drop out kuliah?
Sukses bisnis memang tidak selalu ekuivalen dengan sukses pendidikan. Banyak orang yang terbatas pendidikannya, namun sukses berbisnis. Lantas bukan berarti kalau ingin sukses berbisnis harus berhenti kuliah. Pernyataan Larry Ellison memang terlalu provokatif. Benar dia dan kawan-kawannya tidak lulus kuliah. Namun harus pula diingat, hampir seluruh program dan teknologi yang dipakai perusahaan mereka hasil riset universitas terkemuka di Amerika, terutama MIT University.
Di sisi lain banyak kepongahan dilakukan lembaga pendidikan tinggi dalam menyikapi perkembangan bisnis mutakhir. Salah satu kepongahan itu ditunjukkan dengan ketertinggalannya kurikulum pendidikan tinggi beserta buku-buku literatur yang nyaris masih terpukau pada kondisi bisnis tahun 80-an. Demikian pula dengan para pengajarnya yang lebih suka konsep-konsep lama bisnis ketimbang mempelajari apalagi mencipta konsep-konsep bisnis baru. Akibat kepongahan lembaga pendidikan tinggi, hasil akhir bernama manusia sarjana ikut-ikutan pongah.
Gelar akademis yang disandangnya seakan-akan menjadi jaminan utama untuk sukses mengelola bisnis. Padahal, berapa banyak manusia bergelar sarjana ekonomi manajemen yang mampu menjadi manajer andal?
Kritikan Larry Ellison terhadap kualitas pendidikan tinggi memang pantas dicermati. Namun anjuran Larry agar meninggalkan bangku kuliah, patut ditanggalkan. Bangku kuliah, walaupun kedodoran mengejar kemajuan peradaban, masih memberikan kepada peserta didiknya untuk berpikir metodis, rasional, dan terstruktur. Berpikir metodis, rasional, dan terstruktur, hal demikian yang kini dijalankan oleh pelaku-pelaku bisnis sukses. Apalagi dengan ikut `campur tangannya` teknologi informasi di dalam bisnis yang menuntut berpikir rasional.
Larry Ellison yang tinggal di Amerika mengkritik sistem pendidikan bisnis di Amerika, walaupun pendidikan bisnis terbaik di bumi ini tetap Amerika. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kritikan Larry Ellison bila melihat sistem pendidikan bisnis di negeri kita. Dengan uang Rp 5 juta, kita dapat menyandang gelar MBA. Ditambah uang Rp 10 juta lagi, di depan nama kita tertempel gelar Dr. Sebuah jual-beli gelar yang kita yakini tidak ada dalam ilmu marketing mana pun.
Proses jual-beli memang lazim dalam kehidupan ini. Namun menjadi tidak lazim manakala produk dalam jual-beli ini berupa gelar. Terlebih lagi gelar-gelar tersebut berada dalam wilayah bisnis. Master of Business Administration (MBA) dan Magister Management (MM) merupakan gelar prestisius yang diharapkan penyandangnya mampu mengelola organisasi bisnis. Dalam kurikulum MBA dan MM tidak saja diajarkan strategi bisnis, tapi juga etika bisnis sehingga kelak bisnis yang ditangani etis dan profesional.
Logika bengkok sekarang banyak dipakai oleh manajer bisnis. Mereka ingin disebut profesional, sementara gelar-gelar yang disandangnya tidak profesional. Mereka ingin dipandang sebagai manusia terhormat, sementara tempelan gelarnya diperoleh tidak dengan cara terhormat. Mereka ingin disanjung sebagai manajer beretika, sementara gelar-gelarnya jauh dari prinsip-prinsip etika akademik.
Gelar yang merupakan buah dari proses pendidikan, sekali lagi, tidak ekuivalen dengan kesuksesan bisnis. Alangkah malangnya manajer-manajer yang sekarang berburu gelar, sementara cara berburunya tidak lazim. Lebih malang lagi bila gelarnya dengan bangga ditempel di kartu namanya, sementara cara kerjanya jauh dari sikap-sikap profesional.
Profesionalisme bisnis tidak diukur dengan berderet-deret gelar yang tertempel di namanya. Profesionalisme bisnis ukurannya sederhana; mampu membuat untung perusahaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan, bertanggung jawab sosial, ikut memajukan negara yang semua itu dibingkai melalui cara kerja etis. Titik!
*)Penulis adalah praktisi bisnis, mitra Institut Darma Mahardika, beralamat di www.mahardika21.com

Lanjutkan......

REMAJA DAN NARKOBA  

Posted by: rhialiah in

Kedua susunan kata diatas tidak saya ketik dengan kebetulan. Narkoba, saat ini memang sangat berhubungan erat dengan dunia remaja. Saat ini, pergaulan remaja diidentikkan dengan hal-hal negatif. Dari mulai yang paling kecil, rokok, sampai meningkat, miras dan akhirnya sampai pada free sex dan narkoba. Mengapa fenomena ini bisa terjadi diantara kita? Apakah karena memang keadaannya seperti itu? Diilhami oleh paradigma masyarakat yang seperti ini, biarkanlah saya memberikan sedikit hasil teropong atau pernyataan orang-orang mengenai hal ini.


Pertama, mari kita pikir bersama bagaimana pandangan seperti ini bisa muncul. Kalau menurut saya, remaja sekarang ini memang cenderung terjerumus ke dunia yang ‘negatif’. Saya berkata seperti ini bukan untuk menjelekkan para remaja, tapi kita disini bicara tentang realita. Mengapa remaja terjerumus ke hal negatif? Hal ini juga bisa terjadi karena peran orang tua dalam pendidikan anak kurang maksimal. Bisa kita bedakan bagaimana seorang anak dengan orang tua yang tiap harinya jarang di rumah, dengan seorang anak yang selalu bisa merasakan kasih sayang orang tuanya. Tingkah laku mereka juga akan berbeda, yang orang tuanya jarang di rumah, mereka akan cenderung lebih semena-mena karena merasa dirinya tidak ada yang mengekang, di sisi lain, mereka sebenarnya perlu yang namanya perhatian dan kasih sayang. Sedangkan yang lain, yang sudah cukup meresakan kasih sayang orang tuanya, mereka akan cederung lebih memahami lingkungan mereka, mereka juga tidak akan berlaku semena-mena, setidaknya sebagian diantara mereka melakukan itu.

Dari hal diaas, mari kita kerucutkan masalah ke hal yang lebih kompleks. Remaja dengan kurang kasih sayang rang tuanya yang cenderung mempunyai pribadi yang pemberontak akan mudah sekali terpengaruh oleh hal baru, termasuk narkoba. Kalau dari sudut pandang saya, tidak semua remaja yang mengkonsumsi narkoba itu dikatakan seorang yang tidak baik, karena, kondisi mereka yang seperti itu juga tidak lepas oleh peran orang-orang yang berada di sekitar mereka. Ini juga menjadi suatu peringatan bagi orang tua yang kiranya mempunyai seorang anak yang masih remaja agar lebih memperhatikan hal-hal sekecil apapun, karena dari hal kecil sesuatu yang besar bisa saja terjadi, baik itu positif maupun negatif.

Saya disini tidak berniat untuk menggurui, hanya ingin menyampaikan hal yang selama ini saya rasakan dan ingin sekali saya ungkapkan. Jadi, mulai saat ini, mari kita ubah cara pandang kita pada pengguna narkoba, mereka butuh bantuan, bukan cemoohan, mereka butuh dukungan, bukan gunjingan, dan mereka juga saudara kita, para remaja yang seharusnya bisa lebih peduli pada saudara mereka yang kesusahan.


Lanjutkan......